Monday 2 January 2017

Jembatan terpanjang di Indonesia


Jembatan Suramadu, Jembatan ini menghubungkan antara pulau Jawa (Surabaya) dan pulau Madura.

Jembatan ini memudahkan kita yang berada di Jawa untuk berkunjung ke pulau Madura tanpa harus menaiki kapal penyeberangan. Selain digunakan sebagai jembatan penyeberangan, dengan keindahan struktur jembatannya, Jembatan Suramadu juga dijadikan sebagai salah satu objek wisata baru di Surabaya dan Madura.

Jembatan ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Jalan layang (causeway)
2. Jembatan penghubung (approach bridge)
3. Jembatan utama (main bridge)

Posisi jembatan terpanjang di Indonesia yang sebelumnya dijabat oleh Jembatan Posopati berhasil direbut Jembatan Suramadu dengan panjang dua kali lipat dari jembatan yang berada di Bandung itu. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini menjadi jembatan terpanjang yang ada di Indonesia untuk saat ini.

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.



 
Jembatan Suramadu sebenarnya adalah sebuah jalan tol dengan sedikit perbedaan, yaitu diperbolehkannya kendaraan roda 2 dan sejenisnya untuk melalui jembatan ini.

Sebagaimana jalan tol pada umumnya, jembatan ini pun mempunyai tarif apabila anda ingin melaluinya. Biaya masuk Jembatan Suramadu terbagi menjadi 4 golongan, yaitu:

Sepeda Motor: Gratis.
Golongan I: Rp30.000,00.
Golongan II: Rp45.000,00.
Golongan III: Rp60.000,00.


Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.

Dampak ekonomi dan kependudukan
Dengan adanya pembangunan jembatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemerataan pendapatan di wilayah Surabaya ke wilayah Madura, begitu pula dengan kependudukan, mengingat wilayah Surabaya yang semakin padat dengan penduduk yang melakukan urbanisasi yang sebagian besar berasal dari wilayah Madura, pemerintah berharap dengan adanya pemerataan ekonomi ini dapat menekan laju urbanisasi tersebut.



No comments:

Post a Comment