Thursday, 10 January 2019

IMPLEMENTASI MOVING AVERAGE FILTER PADA MIKROKONTROLER SEBAGAI PEREDAM NOISE SENSOR PIEZO ELEKTRIK UNTUK MENDETEKSI GELOMBANG SEISMIK (GEMPA BUMI)


IMPLEMENTASI MOVING AVERAGE FILTER PADA MIKROKONTROLER SEBAGAI PEREDAM NOISE SENSOR PIEZO ELEKTRIK UNTUK MENDETEKSI GELOMBANG SEISMIK (GEMPA BUMI)

Dirga Alban
4TA06
11315978
I Kadek Bagus Widana Putra
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gunadarma


Pada kesempatan ini saya akan mereview jurnal tentang penerapan Moving Average filter untuk meredam noise yang terjadi dari sensor piezo elektrik yang digunakan untuk mendeteksi gempa bumi. Nah wilayah Indonesia ini terletak diantara dua lempeng, yaitu lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Oleh karena itu, pada jurnal ini dibuat penelitian untuk membantu mendeteksi dan memantau keadaan apabila terjadi getaran sehingga dapat membantu memudahkan manusia untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, apa itu piezo elektrik? Piezo elektrik adalah komponen elektrika yang digunakan untuk perangkat yang berhubungan dengan bunyi yang dapat merubah energy mekanik menjadi energi listrik.
Peralatan elektronik pasif berfase padat (solid-state) yang dapat merespon perubahan temperature, tekanan, dan yang paling penting merespon sifat fisik (physical properties) pada suatu interface antara permukaan alat dan fluida atau padatan asing. Perubahan pada sifat fisik antara lain seperti masa jenis, kelistrikan, viskositas, dan ketebalan lapisan. Sensor piezoelektrik bekerja dengan cara mendeteksi penyebaran dari suatu gelombang akustik melalui solid-state device. Deteksi sensornya dilakukan dengan meninjau korelasi variasi penyebaran gelombang akustik ke sejumlah perekam pada permukaan dan kemudian ke konsentrasi di dalam sampel yang tertangkap sensor atau dikorelasikan dengan perubahan pada sifat fisik dari interfacial thin films.


Piezo elektrik ini juga membutuhkan filter untuk membantu meredam sinyal noise yang terjadi dengan MA Filter. MA filter yaitu Moving Average filter yang berguna untuk menepis bunyi getaran acak yang terdapat pada getaran asli. Cara kerja MA filter ini yaitu dengan cara meratakan titik tertentu dari isyarat masukan untuk menghasilkan titik-titik di isyarat luaran.
Sensor ini memliki kelemahan, sensor tidak dapat digunakan untuk pengukuran yang benar-benar statis. Artinya, harus dalam keadaan diam. Sebuah gaya statis akan menghasilkan jumlah nilai yang tetap pada bahan piezoelektrik. Ketika sensor bekerja dengan pembacaan elektronik konvensional, bahan isolasi yang tidak sempurna dan pengurangan dari perlawanan sensor internal akan berakibat pada hilangnya konstan elektron serta menghasilkan penurunan sinyal. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan tambahan dalam resistansi internal dan sensitivitas. Efek utama pada efek piezoelektrik adalah dengan meningkatnya beban tekanan dan suhu, sensitivitas berkurang karena twin-formation.
Pada penelitian ini, diuji dengan cara memberikan amplitudo antara 3 mm, 5 mm, 7 mm, 9 mm, dan 12 mm pada frekuensi 2Hz (konstan). Yang nantinya sensor piezo elektrik ini akan mendeteksi kekuatan getaran dengan MA filter yang nantinya akan menghasilkan nilai SNR (signal to noise ratio) lebih kecil dibandingkan dengan MAF nilai PGA. PGA yaitu Peak ground acceleration yang mana dalam satuan gravitasi akan tinggi pada saat sinyal amplitude getaran yang diberikan juga tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
 [1] Huadong,Wu. Mel,Siegel.(2000). Odor-Based Incontinence Sensor. IEEE Instrument and Measurement.
[2] A Syafran Ekasapta , (2008) Teori Seismik(hhtps://asyafe.wordpress.com)
[3] Muhammad Jafar Elly (2010), Sistem Peringatan Dini, LIPI
[4] Neil Morris (2002), Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo
[5] KlyX.2012.Arduino. (http://klyx.wordpress.com/2012/09/07/ arduino/).MY WEBLOG. Diakses 8 – September – 2014.
[6] Yelfianhar, Ichwan. “PIEZOELEKTRIK”. (http://iwan78.files.wordpress.com/2010/1 1/8_piezoelektrik.pdf). Diakses (16-07- 2014).


No comments:

Post a Comment