IMPLEMENTASI MOVING AVERAGE FILTER PADA MIKROKONTROLER SEBAGAI PEREDAM NOISE SENSOR PIEZO ELEKTRIK UNTUK MENDETEKSI GELOMBANG SEISMIK (GEMPA BUMI)
Dirga
Alban
4TA06
11315978
I
Kadek Bagus Widana Putra
Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Gunadarma
Pada kesempatan ini
saya akan mereview jurnal tentang penerapan Moving Average filter untuk meredam
noise yang terjadi dari sensor piezo elektrik yang digunakan untuk mendeteksi
gempa bumi. Nah wilayah Indonesia ini terletak diantara dua lempeng, yaitu
lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Oleh karena itu, pada jurnal ini dibuat
penelitian untuk membantu mendeteksi dan memantau keadaan apabila terjadi
getaran sehingga dapat membantu memudahkan manusia untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Jadi, apa itu piezo elektrik? Piezo elektrik adalah komponen
elektrika yang digunakan untuk perangkat yang berhubungan dengan bunyi yang
dapat merubah energy mekanik menjadi energi listrik.
Peralatan elektronik
pasif berfase padat (solid-state) yang dapat merespon perubahan temperature,
tekanan, dan yang paling penting merespon sifat fisik (physical properties)
pada suatu interface antara permukaan alat dan fluida atau padatan asing.
Perubahan pada sifat fisik antara lain seperti masa jenis, kelistrikan,
viskositas, dan ketebalan lapisan. Sensor piezoelektrik bekerja dengan cara mendeteksi
penyebaran dari suatu gelombang akustik melalui solid-state device. Deteksi
sensornya dilakukan dengan meninjau korelasi variasi penyebaran gelombang
akustik ke sejumlah perekam pada permukaan dan kemudian ke konsentrasi di dalam
sampel yang tertangkap sensor atau dikorelasikan dengan perubahan pada sifat
fisik dari interfacial thin films.
Piezo elektrik ini juga
membutuhkan filter untuk membantu meredam sinyal noise yang terjadi dengan MA
Filter. MA filter yaitu Moving Average filter yang berguna untuk menepis bunyi
getaran acak yang terdapat pada getaran asli. Cara kerja MA filter ini yaitu
dengan cara meratakan titik tertentu dari isyarat masukan untuk menghasilkan
titik-titik di isyarat luaran.
Sensor ini memliki
kelemahan, sensor tidak dapat digunakan untuk pengukuran yang benar-benar
statis. Artinya, harus dalam keadaan diam. Sebuah gaya statis akan menghasilkan
jumlah nilai yang tetap pada bahan piezoelektrik. Ketika sensor bekerja dengan
pembacaan elektronik konvensional, bahan isolasi yang tidak sempurna dan
pengurangan dari perlawanan sensor internal akan berakibat pada hilangnya
konstan elektron serta menghasilkan penurunan sinyal. Peningkatan suhu
menyebabkan penurunan tambahan dalam resistansi internal dan sensitivitas. Efek
utama pada efek piezoelektrik adalah dengan meningkatnya beban tekanan dan
suhu, sensitivitas berkurang karena twin-formation.
Pada penelitian ini, diuji
dengan cara memberikan amplitudo antara 3 mm, 5 mm, 7 mm, 9 mm, dan 12 mm pada
frekuensi 2Hz (konstan). Yang nantinya sensor piezo elektrik ini akan
mendeteksi kekuatan getaran dengan MA filter yang nantinya akan menghasilkan
nilai SNR (signal to noise ratio) lebih kecil dibandingkan dengan MAF nilai
PGA. PGA yaitu Peak ground acceleration yang mana dalam satuan gravitasi akan
tinggi pada saat sinyal amplitude getaran yang diberikan juga tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Huadong,Wu. Mel,Siegel.(2000). Odor-Based
Incontinence Sensor. IEEE Instrument and Measurement.
[2]
A Syafran Ekasapta , (2008) Teori Seismik(hhtps://asyafe.wordpress.com)
[3]
Muhammad Jafar Elly (2010), Sistem Peringatan Dini, LIPI
[4]
Neil Morris (2002), Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo
[5]
KlyX.2012.Arduino. (http://klyx.wordpress.com/2012/09/07/ arduino/).MY WEBLOG.
Diakses 8 – September – 2014.
[6]
Yelfianhar, Ichwan. “PIEZOELEKTRIK”. (http://iwan78.files.wordpress.com/2010/1
1/8_piezoelektrik.pdf). Diakses (16-07- 2014).
No comments:
Post a Comment