Manusia
dan Kesusastraan
Assalamualaikum wr.wb.
Salam
sejahtera untuk kita semua, di kesempatan kali ini saya akan membahas “Manusia
dan Kesusastraan” untuk mengenal lebih dalam maka lebih baik kita pahami dulu
apa itu manusia dan kesusastraan.
Apa
itu manusia?
Makhluk
hidup? Iya jelas, manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan
bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan
dengan mahluk yang lain. Manusia diberikan akal dan pikiran untuk berhubungan
dengan sekitarnya, untuk saling berinteraksi dengan sesama, manusia membutuhkan
suatu alat komunikasi yaitu bahasa.
Dengan
menggunakan bahasa juga, sesama manusia bisa saling bertukar informasi. Sebagai
makhluk hidup yang mempunyai akal dan pikiran, manusia dapat berfikir mana yang
baik dan mana yang buruk, dan juga dapat memperkaya ilmu pengetahuan.
Manusia
wajib mengenal sastra sebab sastra adalah sebuah pengaspresiasikan diri untuk
diteladani. Sastra juga menuntut manusia agar manusia mau mempelajari sastra
terutama sastra Indonesia. Manusa diberi akal dan pikiran untuk meneladani
sastra dengan wujud pengenalan, kesenangan dan
keseringan menulis agar manusia mempunyai daya tarik tersindiri dalam
dunia sastra.
Manusia
sangat berperan penting dalam membudayakan bahasa, sastra juga seni yang dapat
dikembangkan oleh manusia.
Apa
itu Kesusastraan?
Secara
morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra, dapat
diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ‘semua yang berkaitan dengani,
prefiks su ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang berarti ‘kata,
tulisan, ilmu’.Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang
berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah, kesusastraan
atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Umumnya
dikatakan bahwa keindahan atau nilai estetis suatu cipta sastra timbul karena
adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi (= topik, amanat)
dengan bentuk (= cara pengungkapan isi).
Keindahan
inilah yang kemudian merebut perhatian pembaca, dan menarik mereka ke dalam
penghayatan terhadap cipta sastra tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang
membangkitkan perasaan hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di
dalam batin pembaca.
Bentuk-bentuk
Kesusastraan
Ada
beberapa bentuk kesusastraan :
- Puisi
-
Cerita
Rekaan (fiksi)
-
Essay
dan Kritik
-
Drama
Seluruh
aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan berolahraga
yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja membutuhkan
bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan yang begitu
dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna. Demikian bagi mahasiswa yang
sedang menekuni berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan
sastra.
Kesusastraan
(prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya
saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu.
Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan
mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya.
Untuk
itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga
dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan.
Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti
kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran
sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan.
Adapun
nilai-nilai yang dapat diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
-
Prosa
fiksi memberikan kesenangan
-
Prosa
fiksi memberikan informasi
-
Prosa
fiksi memberikan warisan kultural
-
Prosa
fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Hubungan
Sastra dan Seni dengan Puisi dalam Ilmu Budaya Dasar
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
Pembahasan
puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada
tradisipendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi
digunakan sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan pokok
bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
1.
Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai
rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.
Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan,
sehingga lebih menggugah hati
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai
berikut
:
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman
dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”.
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan
dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan
pengalaman langsung yang tethatas.
2.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan
membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran
manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang
penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan
pengalaman setiap orang.
Jadi,
hubungan sastra, seni dan ilmu budaya dasar memiliki hubungan yang sangat erat
karena budaya itu sendiri tidak luput dari tulisan-tulisan yang dibuat menjadi
sebuah seni yang bernilai budaya. Seni selalu dikaitkan dengan budaya atau
kebudayaan, contohnya budaya membantik
yang ada di Indonesia. Budaya membatik sudah menjadi ciri khas budaya di
indonesia dan sekarang seni membatik sudah terkenal sampai ke luar negeri. Maka
dari itu sastra, seni dan budaya atau kebudayaan memiliki hubungan yang sangat
erat dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sekian
dan terimakasih.
No comments:
Post a Comment